Trenbisnis – Sejumlah taksi listrik berwarna biru kehijauan mulai banyak terlihat di Kawasan Jabodetabek. Taksi listrik Xanh SM memulai langkah beraninya melakukan ekspansi internasional setelah sebelumnya sukses di Laos. Didirikan pada 2023 oleh Pham Nhat Vuong, pengusaha terkaya Vietnam sekaligus pemilik konglomerasi Vingroup, Xanh SM membawa armada mobil listrik VinFast VF e34 yang ramah lingkungan dengan warna khasnya.
Menurut Global CEO Green and Smart Mobility Joint Stock Company (GSM), Nguyen Van Thanh, Indonesia adalah pasar potensial dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. “Kedekatan geografis dan kesamaan nilai budaya antara Indonesia dan Vietnam memungkinkan kami untuk memanfaatkan pengetahuan yang telah kami peroleh di pasar negara asal,” ujar Thanh pada acara peluncuran di Jakarta.
Thanh juga menyebut bahwa kebijakan pemerintah Indonesia yang mendukung adopsi kendaraan listrik dan pengembangan infrastrukturnya menjadi faktor pendorong utama bagi ekspansi Xanh SM. “Peluncuran resmi layanan taksi listrik Xanh SM di Indonesia merupakan langkah berani kami untuk memperkuat posisi di kawasan Asia,” tambahnya.
Salah satu keunggulan utama Xanh SM adalah penggunaan mobil listrik yang sepenuhnya bebas emisi, senyap tanpa suara mesin, dan tanpa aroma bahan bakar. Ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung ekonomi hijau. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Riyatno, menggarisbawahi pentingnya integrasi kendaraan listrik ke dalam sektor transportasi.
“Salah satu strategi utama yang dikejar oleh pemerintah untuk mentransformasi ekonomi Indonesia adalah pengembangan ekonomi hijau yang terpadu dan komprehensif,” ujar Riyatno. Ia juga menambahkan bahwa penerapan ekosistem kendaraan listrik yang kuat merupakan langkah penting dalam mencapai tujuan ini.
Masuknya Xanh SM ke Indonesia memicu respons positif dari pelaku industri transportasi lokal. Adrianto Djokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, menyebut kehadiran pemain baru seperti Xanh SM sebagai dinamika yang sehat bagi industri. “Hadirnya pemain baru di pasar merupakan hal yang wajar dan menunjukkan bahwa pasar sedang berkembang dengan baik,” katanya.
Sebagai salah satu pelopor layanan transportasi berbasis kendaraan listrik di Indonesia, Blue Bird melihat peluang untuk terus berinovasi. “Kompetisi ini akan memotivasi kami untuk meningkatkan kualitas layanan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” tambah Adrianto.
Di balik ekspansi ambisius Xanh SM adalah Pham Nhat Vuong, sosok visioner yang berhasil membangun Vingroup sebagai konglomerasi terbesar di Vietnam. Dengan lini bisnis di sektor real estat, ritel, layanan kesehatan, hingga kendaraan listrik melalui VinFast, Vuong membawa pendekatan berbasis inovasi dan keberlanjutan. Filosofi ini tercermin dalam misi Xanh SM untuk menciptakan transportasi yang ramah lingkungan dan efisien.
Kehadiran Xanh SM di Indonesia membawa harapan besar untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik, sejalan dengan target pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Tidak hanya itu, langkah ini juga menjadi peluang untuk mengakselerasi transformasi transportasi hijau, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Namun, tantangan tetap ada. Persaingan dengan pemain lokal dan kebutuhan akan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik menjadi ujian utama bagi Xanh SM. Apakah mereka mampu menghadapi persaingan dan merebut hati konsumen Indonesia? Waktu yang akan menjawab.
Ekspansi Xanh SM ke Indonesia tidak hanya mencerminkan keberanian dan visi perusahaan, tetapi juga menjadi simbol transformasi transportasi menuju keberlanjutan. Dengan armada mobil listrik yang bebas emisi dan dukungan dari kebijakan pemerintah, Xanh SM berpotensi menjadi pelopor perubahan besar dalam ekosistem transportasi Indonesia. Kini, saatnya industri transportasi menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.