Menu

Mode Gelap
Kembangkan Film Nasional, Verona Films Siapkan Lima Karya Film di Tahun 2024 Bukan Hanya Komeng, Beberapa Selebritis Berpeluang ke Senayan Reza Rahardian dan Donita Temani Pemirsa NET “Ngabuburit” Jelang Buka Puasa JNE Raih Dua Penghargaan di Ajang The 4th Annual Infobrand.id Summit 2024 Dukung Program Jaga Lingkungan, Tim Kreatif Ascott Jakarta Kreasi Pohon Natal dari Tempat Telur Bekas dan Pipa Listrik

Gaya Hidup & Hiburan · 16 Jan 2025 13:46 WIB ·

CISDI Kritisi Kandungan Gula Program Makan Bergizi Gratis


 CISDI Kritisi Kandungan Gula Program Makan Bergizi Gratis Perbesar

Trenbisnis – Pemerintah serentak mulai menggelar  Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara serentak di seluruh Indonesia.  Program ini merupakan bagian dari  janji dari Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran saat berkampanye di Pemilu 2024. 

Namun di balik program yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia dan mencegah stunting tersebut, sejumlah catatan terkait Kesehatan muncul, termasuk menyoal terkait kandungan paket makanan dalam MBG tersebut.   

CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives), organisasi nirlaba yang berfokus pada penguatan sistem kesehatan di Indonesia, menyoroti salah satu aspek yang sering luput dari perhatian: kandungan minuman yang disajikan dalam program tersebut.

Langkah progresif ini  mendapatkan kritis dari CISDI yang  menggarisbawahi terkait  minuman yang dibagikan dalam program makan gratis tersebut terkait  standar kesehatannya.  Dalam beberapa kasus, minuman yang diberikan mengandung kadar gula tinggi atau pemanis buatan yang berpotensi meningkatkan risiko kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan metabolisme.

Menurut  Diah Satyani  Saminarsih, CEO dan Pendiri CISDI, Program makan bergizi gratis (MBG) sebaiknya  jangan sampai menjadi celah masuknya pangan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL).  Meskipun program ini bertujuan untuk meningkatkan akses makanan bergizi, minuman dengan kandungan gula berlebih dapat menjadi kontraproduktif terhadap tujuan kesehatan masyarakat.

CEO dan founder CISDI, Diah Satyani Saminarsih menyebut susu UHT memiliki kandungan  gula yang sangat tinggi. Maka dari itu, dia sangat tidak menyarankan pemberian susu UHT pada anak-anak.  “Jadi susu UHT itu tinggi gula. Dan itu yang kita selalu hindari karena susu itu akhirnya masuknya ke dalam kategori minuman berpemanis dalam kemasan,” ujar Diah.

CISDI memberikan beberapa rekomendasi  terkait  Program MBG tersebut, dimana salahsatunya minuman yang disajikan dalam program ini harus  didasarkan pada pedoman gizi seimbang. Air putih, susu rendah gula, atau jus buah alami tanpa tambahan pemanis dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan minuman kemasan yang banyak mengandung gula.

CISDI juga menekankan pentingnya transparansi dalam pelabelan produk minuman. Pemerintah harus  memastikan bahwa minuman yang disediakan mencantumkan informasi gizi yang jelas agar masyarakat dapat lebih memahami kandungannya.  Program makan gratis  dapat menjadi kesempatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih makanan dan minuman sehat. CISDI menyarankan agar komponen edukasi dimasukkan dalam program ini untuk mendorong perubahan pola konsumsi yang lebih baik.

Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap vendor atau penyedia makanan dan minuman dalam program ini. Pengawasan ini penting untuk memastikan bahwa produk yang disajikan sesuai dengan standar kesehatan.

Perhatian terhadap kandungan minuman dalam program makan gratis dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif. Dengan memastikan makanan dan minuman yang sehat, program ini tidak hanya membantu mengatasi masalah kelaparan tetapi juga berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis di masa depan.

Sebagai organisasi yang berfokus pada penguatan sistem kesehatan, CISDI siap berkolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan bahwa program makan gratis ini berjalan sesuai dengan tujuan awalnya. Kolaborasi ini dapat mencakup penyusunan pedoman gizi, pelatihan bagi penyedia makanan, dan pengawasan independen untuk menjamin kualitas.

Program makan gratis pemerintah adalah langkah besar menuju terciptanya masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada kuantitas makanan yang disediakan, tetapi juga kualitasnya, termasuk kandungan minuman yang disajikan. Dengan mengadopsi rekomendasi dari CISDI, program ini dapat menjadi lebih komprehensif dan benar-benar membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia. (sat)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Taksi Listrik Vietnam Xanh SM Tantangan Baru Transportasi Indonesia

18 Januari 2025 - 04:54 WIB

Cegah Dampak Kandungan Gula, CISDI Dukung Penerapan Cukai Pemanis Minuman

18 Januari 2025 - 04:32 WIB

Yayasan Terang Hijau Indonesia Ajak Siswa SMA Pahami Teknologi Energi Terbarukan

16 Januari 2025 - 13:59 WIB

Program Makan Gratis Serentak Dimulai di Indonesia

6 Januari 2025 - 13:47 WIB

HMPV Merebak di China, Kemenkes Himbau Masyarakat Jangan Panik

6 Januari 2025 - 13:40 WIB

STY DIpecat, Kluivert Merapat?

6 Januari 2025 - 13:29 WIB

Trending di News