Kritisi Tulisan Jurnalis Muda, Cak Awi Beri Pesan Menohok Ini di Acara Launching Antologi Puisi ‘Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi’
KABARPLESIR.com – Adi Sutarwijono, Ketua DPRD Kota Surabaya mengungkapkan kerinduannya pada tulisan-tulisan jurnalis yang penuh makna dan diksi yang penuh warna. Sebab, menurut mantan jurnalis Harian Surya ini, berita para wartawan di era digital ini terasa kering.
“Banyak kosa kasa kata yang hilang dan pengulangan kata karena hanya mementingkan kecepatan berita,” tegasnya saat hadir di launching antologi puisi karya Warumas di Sekretariat PWI Jatim – Balai Wartawan A Azis, Jumat (17/3/2023).
Dikutip dari iniSurabaya.com (media jejaring kabarplesir.com), pria yang akrab disapa Cak Awi ini melontarkan kekaguman dan apresiasi atas hadirnya antologi puisi berjudul ‘Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi’ karya 13 wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Usia Emas (Warumas).
Cak Awi berpesan pula agar para wartawan yang rata-rata berusia di atas 50 tahun ini tidak berhenti menulis. “Asah terus kreativitas melalui menulis. Karena menulis itu mencerahkan, bagi diri sendiri maupun orang lain,” ujar Cak Awi yang tulisannya sering muncul di salah satu media terkemuka Jawa Timur.
Penekanan yang sama dilontarkan Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim. Menurut Lutfil, ibarat koin mata uang dengan sisi yang bebeda, maka jurnalistik sangat terkait dengan sastra.
“Ironisnya, bahasa jurnalistik sekarang terasa dangkal, tanpa sentuhan sastra,” tandasnya.
Lutfil mengakui, makin canggihnya teknologi digital menuntut kerja jurnalistik makin cepat. Akibatnya, diksi dalam narasi berita yang berbau sastra semakin jauh dan bahkan semakin hilang.
Lutfil berharap, hadirnya puisi karya anggota komunitas Warumas ini bisa memotivasi dan menginspirasi jurnalis muda agar menghasilkan berita atau tulisan-tulisan yang dibalut nuansa sastra.
Suasana kian seru ketika Lutfil secara ekspresif Lutfil membaca puisi berjudul ‘Madura, Akulah darahmu’ karya penyair Madura, Zamawi Imron. Disusul Imawan Mashuri, Ketua Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT), yang membawahi Stikosa-AWS, membaca puisi karya sendiri tentang tragedi Kanjuruhan, yang mendapat banyak perhatian masyarakat.
Tak hanya itu. Berikutnya Mahmud Suhermono, Wakil Ketua PWI Jatim, dan Oki Lukito, wartawan senior juga ikut tampil membaca puisi.
Rilis buku Antologi Puisi ‘Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi’ karya komunitas Warumas tersebut sekaligus menjadi penutup rangkaian acara peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Jawa Timur.
Dalam acara itu, Lutfil Hakim menyerahkan penghargaan dan tali asih kepada sesepuh wartawan Jatim, H Samiaji (88 tahun), mantan wartawan Harian ‘Neraca’.
Di tempat yang sama, Kris Maryono, Ketua Warumas mengatakan, buku ‘Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi’ ini merupakan buku ke-3 karya anggota komunitas Warumas.
Terkait dipilihnya tema kemanusiaan, kata Kris Maryono, karena erat dengan kerja jurnalistik yang sering mengangkat masalah-masalah kemanusiaan. “Kami akan terus memacu diri untuk terus berkarya, karena wartawan tidak boleh berhenti berkarya, dalam berbagai bentuk karya tulis,” cetusnya.
Buku setebal 170 halaman ini memuat karya puisi 13 wartawan penyair dengan berbagai latar belakang pengalaman yang panjang di media.
Para penulis puisi di antologi puisi ‘Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi’ ini adalah Achmad Pramudito (mantan wartawan Harian Surya, sekarang pengelola iniSurabaya.com), Amang Mawardi (mantan wartawan Harian Pos Kota, sekarang YouTuber dan penulis buku), Arieyoko (wartawan Republika, YouTuber), Aming Aminoedhin (Majalah Media), Ida Nurshanti Nicholas (Harian Neraca, sekarang dosen), Imung Mulyanto (Surabaya Post, Arek TV sekarang konsultan media), Karyanto (Harian Surya sekarang pengelola arekmemo.com), Kris Mariono (RRI Surabaya sekarang Majalah Media), Nurkhasanah Yulistiani (Jawa Pos Grup sekarang beritalima.com), Rokim Dakas (Surabaya Post, sekarang YouTuber), Sasetya Wilutama (SCTV sekarang Humas Stikosa AWS), Toto Sonata (Harian Suara Indonesia) dan Widodo Basuki (Pimred Majalah berbahasa Jawa ‘Jaya baya’). Mereka adalah para wartawan berusia 50 tahun ke atas dan sebagian besar masih aktif sebagai wartawan.
Beda dengan penerbitan sebelumnya, selain karya 13 wartawan juga memuat karya tiga penulis tamu, yaitu Abraham Ferry Rosando, dosen di Fakultas Hukum Untag Surabaya, Meithiana Indrasari’ Ketua Stikosa-AWS dan HM Cheng Ho Djadi Galajapo. Sedangkan kata pengantar ditulis oleh Sapto Anggoro, Ketua Komisi Pendataan, Penelitian & Ratifikasi Pers serta Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim.
“Kami akan terus konsisten berkarya menerbitkan buku antologi puisi. Insya Allah kami sedang persiapkan buku antologi puisi keempat,” ujar mantan reporter RRI Surabaya tersebut. wid
No Responses