Mengenal Perayaan Imlek di Indonesia (1): Cheng Ho dan Masuknya Budaya Tionghoa

Mengenal Perayaan Imlek di Indonesia (1): Cheng Ho dan Masuknya Budaya Tionghoa

Imlek merupakan perayaan besar yang menjadi tradisi dari masyarakat Tionghoa. Di negara asalnya Imlek lazim disebut sebagai tahun baru musim semi  (Chun Jie). Musim semi merupakan awal musim tanam para petani  karena itu dirayakan secara sukacita oleh mereka.

Imlek  sejatinya adalah budaya, bukan hari  keagamaan. Perayaan Imlek biasanya  berlangsung selama 15 hari dengan puncak acaranya adalah festival yang disebut Cap Go Meh.  Dalam perayaan ini  keluarga Tionghoa berkumpul  untuk makan bersama dengan menu special, memakai pakaian baru, dan membagian amplop merah berisikan uang  (hong bau)  untuk anak-anak, mengunjungi kerabat dan mendoakan leluhurnya.

Budaya Tionghoa masuk ke Indonesia berawal dari  ekspedisi yang dilakukan  Laksamana Cheng Ho  (Zheng He), atau dikenal dengan nama asli Ma Ho.  Cheng Ho lahir di  Hedai, Tiongkok Selatan.  Cheng Ho berasal dari keluarga muslim keturunan Mongol dan Arab yang hijrah ke Tiongkok saat Dinasti  Tang dan Song (618-1279) berkuasa.  Nama Cheng Ho diberikan Raja Zhu ketika mendapatkan perintah memimpin ekspedisi ke wilayah Asia dan Afrika. Misi utamanya adalah menjalin persahabatan dan kemanusiaan  dengan bangsa lain di luar Kekaisaran Ming.

Tahun 1405, Ekspedisi Laksamana Cheng Ho  mencapai  pantai Utara Jawa. Di Semarang konon Cheng Ho beristirahat di tempat yang saat ini dikenal sebagai Kelenteng Sam Poo Kong  atau Kelenteng Gedung Batu. Disebut Gedung Batu karena dulu  bangunan utama terletak di sebuah goa  batu di daerah  Simongan, Semarang. Dari sanalah kemudian budaya Tionghoa mulai berasimilasi di  Tanah  Jawa.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply