Menu

Mode Gelap
Kembangkan Film Nasional, Verona Films Siapkan Lima Karya Film di Tahun 2024 Bukan Hanya Komeng, Beberapa Selebritis Berpeluang ke Senayan Reza Rahardian dan Donita Temani Pemirsa NET “Ngabuburit” Jelang Buka Puasa JNE Raih Dua Penghargaan di Ajang The 4th Annual Infobrand.id Summit 2024 Dukung Program Jaga Lingkungan, Tim Kreatif Ascott Jakarta Kreasi Pohon Natal dari Tempat Telur Bekas dan Pipa Listrik

BIsnis · 28 Des 2024 15:00 WIB ·

NET TV dan ANTV Kompak PHK Karyawan Mendadak


 NET TV dan ANTV Kompak PHK Karyawan Mendadak Perbesar

Trenbisnis – Dua stasiun televisi swasta Indonesia, NET dan ANTV  lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara mendadak terhadap sebagian besar karyawannya. Industri  penyiaran televisi tampaknya  tengah menghadapi tantangan berat di era digital. Perubahan perilaku konsumen yang beralih ke platform  digital dan streaming memaksa stasiun televisi untuk beradaptasi.

Dan, sayangnya, adaptasi ini seringkali berujung pada langkah efisiensi yang pahit, yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

NET TV, yang dikenal dengan program-program inovatifnya, telah lebih dulu mengalami kesulitan finansial. Pada tahun 2023, NET TV melakukan PHK terhadap sekitar 30% karyawannya sebagai langkah efisiensi.

Kemudian, stasiun televisi ini diakuisisi oleh MD Entertainment. Akuisisi ini diharapkan dapat memberikan suntikan dana dan strategi baru untuk menghadapi persaingan di industri media. Namun, proses transisi ini ternyata berdampak pada pengurangan karyawan dan perombakan program.

Menyusul NET TV, ANTV juga mengumumkan PHK massal pada Desember 2024. Kabar ini mengejutkan publik, mengingat ANTV merupakan salah satu stasiun televisi yang cukup populer di Indonesia. PHK di ANTV dikabarkan menyasar seluruh karyawan di divisi produksi.

Hal ini menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi industri televisi tidak hanya dialami oleh stasiun televisi yang relatif baru seperti NET TV, tetapi juga oleh stasiun televisi yang sudah mapan seperti ANTV.

Dampak dari PHK ini sangat signifikan, tidak hanya bagi karyawan yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga bagi industri media secara keseluruhan. Kehilangan talenta dan pengalaman di industri televisi dapat menghambat inovasi dan perkembangan konten di masa mendatang.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan tentang masa depan televisi konvensional dan strategi yang perlu diadopsi agar tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Inti permasalahan ini berakar pada pergeseran konsumsi media. Masyarakat, terutama generasi muda, kini lebih memilih konten on-demand yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui internet.

Platform streaming video seperti YouTube, Netflix, dan Vidio menawarkan fleksibilitas dan variasi konten yang sulit ditandingi televisi konvensional.

Akibatnya, rating dan pendapatan iklan televisi menurun, memaksa stasiun televisi untuk melakukan efisiensi guna menekan biaya operasional. PHK menjadi salah satu opsi yang sering diambil untuk mengurangi beban pengeluaran, meskipun berdampak besar bagi para karyawan yang kehilangan pekerjaan.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

PPN Naik 12%, Publik Bikin Petisi Tolak

28 Desember 2024 - 15:09 WIB

Putri Indonesia 2022 Sambangi Poltekes Kemenkes Semarang untuk Berbagi Cerita Lewat Mandiri Inhealth Campus Fit

6 September 2024 - 17:53 WIB

Emak-emak Depok Antusias Ikut Lomba Masak NET di Harganas

31 Agustus 2024 - 12:36 WIB

Pebisnis Cantik Maharani Divanungtyas dan Putri Indonesia Catherine Stummer ikut “CeritaIn” dalam Mandiri Inhealth Campus Fit

23 Agustus 2024 - 08:41 WIB

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, Walikota Depok Ajak Warga Rukun dalam Pembangunan Berkelanjutan Kota Depok

20 Agustus 2024 - 00:23 WIB

Keren! Pasar Turi Baru-Zabetmart Undang 1.000 Affiliators Live Streamers di BLITE Expo

19 Juli 2024 - 19:22 WIB

Trending di News