Surabaya –Lomba Karya Jurnalistik yang diadakan Perhimpunan Hotel & Media Indonesia akhirnya masuk ke babak penilaian. Sebanyak 14 karya dinyatakan lolos oleh dewan juri yang terdiri dari Imung Mulyanto, jurnalis senior Kota Surabaya, dan Donny Maulana, praktisi komunikasi dari perguruan tinggi.
Menurut Imung, seluruh karya yang masuk totalnya ada 27 judul. “Panitia sudah menetapkan tulisan minimal 500 kata. Ini saringan awal, dan memang ada beberapa peserta yang tidak memperhatikan ketentuan ini,” tegas pemrakarsa sebuah televisi lokal Surabaya ini.
Lebih lanjut Imung mengapresiasi, karena jenis karya yang masuk fokusnya beragam. “Tidak hanya pada benda-benda bernilai sejarah. Tetapi ada yang bercerita tentang pasar dan juga kuliner tradisional yang patut dicicipi wisatawan ketika sedang liburan di Surabaya,” tutur penulis beberapa judul buku ini.
Dalam evaluasinya, Imung mengakui beberapa karya masih lemah literasi. “Untuk tulisan yang berkaitan dengan benda bersejarah misalnya, mestinya ditambahkan komentar arkeolog. Lebih lengkap lagi bila ada komentar pengunjung, kesan mereka tentang objek wisata yang mereka kunjungi itu,” pesannya.
Sementara itu, Arief Rahman, Ketua Umum DPP PHMI mengatakan kegembiraannya karena lomba yang baru pertama kali diselenggarakan ini mendapat respons antusias dari kalangan jurnalis.
“Waktu penyerahan naskah sempat diundur dua kali untuk menampung antusiasme peserta ini. Mereka minta waktu karena kebetulan juga bertepatan dengan agenda liputan Pemilu,” cetusnya.
Di sisi lain, kata Arief, momen perayaan ulang tahun ke-9 PHMI juga diundur. “Jumlah karya yang masuk di luar ekspektasi kami. Itu pula yang menyebabkan, jumlah finalis yang semula kami perkirakan 10 judul untuk diproses jadi buku, jadi berkembang hingga 14 karya ini,” bebernya.
Arief menandaskan, bahwa agenda Lomba Karya Jurnalistik ini sebagai upaya turut mendukung pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Pahlawan ini.
Karena itu pula, lomba yang baru pertama kalinya diadakan PHMI ini mengangkat tema ‘Surabaya Tourism Hidden Gem’. “Kami yakin banyak sisi menarik Surabaya yang belum banyak diketahui masyarakat. Dan upaya jurnalis dalam menggali potensi-potensi itu diharapkan makin banyak menarik perhatian masyarakat luar kota hadir ke Surabaya,” paparnya.
Dan target berikutnya, lanjut Arief, adalah berimbas pada tingkat hunian hotel di kota ini. “Kegiatan lomba jurnalistik ini tentu tidak berhenti di sini. Karya para finalis ini –setelah dikoreksi kembali oleh para penulisnya sehingga lebih lengkap sesuai arahan juri, akan dijadikan buku dan kami jadikan kado ulang tahun ke-731 Kota Surabaya,” ungkapnya.
Arief menambahkan pula, bahwa PHMI terus mendorong semangat jurnalis untuk menggali potensi-potensi kepariwisataan negeri ini. “Karena itu memang salah satu visi misi PHMI yang anggotanya adalah kalangan media maupun hotel,” ucapnya.
Setelah sukses menggelar Lomba Karya Jurnalistik tingkat Kota Surabaya, kata Arief, PHMI akan mengadakan lomba serupa tingkat Jawa Timur. “Harapannya, sama seperti yang kami adakan sekarang. Karya-karya para pemenang nanti juga dibukukan dan jadi kado ulang tahun Provinsi Jawa Timur,” imbuhnya. *
Berikut 14 Finalis Lomba Karya Jurnalistik PHMI :
- Dwita Prasetya (haidiva.com) : ‘Wisata Jantung Kota Surabaya di Darmo Bukan Cuma Bungkul Aja’
- Handy Cahyono (suarajatim.com) : ‘Makam Joko Jumput, Wisata Klenik yang Menyimpan Kisah Romansa Pendirian Surabaya’
- Hamidiah Kurnia (superradio.id) :’Wisata Pasar Lawasan Ndonowati Bukti Kekuatan Komunitas Muda’
- Imam Ghozali (duta.co) : ‘Tak Perlu Bingung dan Ragu Berwisata di Kota Surabaya Semua Ada dan Komplit’
- Jatmiko (Memorandum) : ‘Kampung Bulak Nan Eksotik ~ Dukungan Masyarakat Menentukan’
- Laili Yuana (timesindonesia.co.id : Kampung Oase Ondemohen Surga Wisata Urban Farming di Belantara Metropolitan’
- Masruroh (kumparan.com) : ‘Dulu Jadi Kampung Prostitusi Kini Jadi Kampung Asmaul Husna’
- Natalia Trijaji (kabarindo.com) : ‘Belut Suroboyo Arie Bikin Nagih, Cocok Jadi Jujugan Pecinta Kuliner Khas Kota Pahlawan’
- Nur Ika (tribunjatim.com) : ‘Seruput Kopi Sambil Memperkaya Literasi di Kampung Lawas Maspati’
- Pamudji Slamet (situsjatim.com) : Pariwisata Surabaya Jalan Pulang Menuju Akar Budaya
- Sasetya Wilutomo (prapanca.id) :’Sensasi Wisata di Tiga Kampung Kuno Surabaya’
- Sasetya Wilutomo (prapanca.id) : ‘Melihat Jejak Sejarah Pers Tempo Dulu di Jantung Kota Surabaya’
- Shinta Miranda (ketik.co.id) : ‘Sejarah yang Terpendam di Tengah Kota Surabaya’
- Yulia Indrasari (rri.co.id) : ‘Kampung Sayur Wisata Anti Mainstream di Kota Pahlawan’